Yak, Indonesia lagi2 gagal jadi juara sea games di cabang sepakbola. Ternyata penantian selama 20 tahun emang belum cukup untuk membuat Indonesia mendapatkan medali emas lagi. Emm, mungkin ini semua terdengar lebay. Tapi jujur,. rasanya bener2 ngga karuan, mulai dari kesel, kecewa, galau, sampe marah2 sendiri. Gue ngerasa sangat sangat sangat amat nyesek malem ini. Apalagi malam ini kita cuma kalah adu penalti di final. Bisa dibilang, cuma kalah dalam hal “keberuntungan”. Dan yang paling menyakitkan, lagi2 kita dikalahin sama Malaysia di final! Kejadian ini mungkin kayak deja vu dari pertandingan final piala AFF tahun lalu. Di mana kita jadi tuan rumah, udah maen lumayan bagus dan sampai ke final. Tapi di partai puncak malah kalah sama Malaysia.
Oke, gue bukan mau nyalahin timnas atas kekalahan ini. Gue masih tetep respek sama tim garuda muda karena mereka pasti juga udah berjuang sekuat tenaga. Mereka pasti juga ngga mau kalah di hadapan puluhan ribu pendukungnya kayak gini. Tapi gue bener-bener ngga bisa bohong. Rasanya masih tetep ada sesuatu yang mengganjal di dasar lubuk hati gue yang terdalam #tsaelaahh. Rasanya masih ngga terima kalo bukan lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan di Gelora Bung Karno pada akhir laga. Rasanya pengen marah sendiri ngeliat tim Malaysia berpesta di kandang kita. Yah, intinya gue ngga terima kalo Malaysia yang menang. Mungkin ada banyak orang yang bilang ngga papa timnas kalah karena kita kalah terhormat dan sudah berjuang mati-matian. Tapi bagaimanapun juga, pemenang tetaplah pemenang, kalah tetaplah kalah. Dan sejarah hanya akan mencatat bahwa Malaysia menang, Indonesia kalah.
Mungkin kita memang harus mencontoh Malaysia dalam program pembinaan pesepakbola muda yang telah mereka laksanakan sejak lama. Kesuksesan mereka memang tidak berlangsung secara instan. Sudah sejak sekitar tahun 2000 malaysia memulai program ini. Dan hasilnya, baru terwujud 9 tahun kemudian. Tahun 2009 mereka mendapatkan medali emas pada cabang sepakbola di Laos. Setahun kemudian, Malaysia berhasil menjadi juara piala AFF. Dan malam ini, mereka berhasil mempertahankan medali emas sea games. Bandingkan dengan Indonesia yang tidak mempunyai program pembinaan pemain sepakbola usia muda yang jelas. Selama gue hidup, yaitu dari tahun 1993 sampe sekarang, gue belum pernah sekalipun melihat timnas menjuarai turnamen bergengsi. Paling banter hanyalah runner-up. Selalu nyaris dan nyaris juara. Parahnya, sekarang kompetisi sepakbola di Indonesia juga makin amburadul. Belum lagi ditambah dengan kepengurusan PSSI yang makin lama makin ancur. Kalo gini terus, gimana bisa sepakbola Indonesia dapet prestasi yang membanggakan??
Gue tahu,ngga seharusnya gue bersikap pesimis seperti ini. Tapi ini semua hanyalah kumpulan dari kekecewaan gue atas kegagalan-kegagalan timnas sepakbola Indonesia selama ini. Wajar lah kalo gue pengen lihat setidaknya sekali aja timnas kita mengangkat piala yang bergengsi. Memang, kita semua seharusnya tetap optimis apapun keadaannya. Karena kegagalan juga ngga mungkin selamanya, pasti suatu saat nanti kita bakalan jadi juara. Meskipun gue juga belum tau sampe kapan kita harus menunggu. *sigh*
Monday, November 21, 2011
Tuesday, November 15, 2011
Kuliah Perdana
Kemaren memang bukan pertama kalinya gue ngerasain kuliah, tapi kemaren adalah hari kuliah pertama setelah UTS minggu lalu. Yap, minggu lalu gue baru saja melewati cobaan pertama sebagai mahasiswa. Dan hasilnya (meskipun gue belum tahu) mungkin agak mengecewakan. Tsk.
Seperti biasa, setiap hari Senin gue kuliah jam 9 dengan mata kuliah…
Hmmm… *tarik napas dalam-dalam*
Hahhh… *hembuskan*
Kalkulus Elementer.
Salah satu mata kuliah yang mungkin tersulit di fisika teknik, selain 9 sks legendaris tentunya.
Haa?? Apaan tuh 9 sks legendaris??
Oh iya, gue jelasin dikit ya…
Jadi di fisika teknik itu, ada 3 mata kuliah yang lain daripada yang lain. Mereka adalah:
1. Thermodinamika a.k.a. Thermo (3 sks)
2. Mekanika Fluida a.k.a Mcflud (3 sks)
3. Elektromagnetik a.k.a. Elektro (3 sks)
Mereka bertiga merupakan momok yang sangat menakutkan bagi para mahasiswa fisika teknik. Untuk menaklukkannya, tidak hanya dibutuhkan skill yang mumpuni, tapi juga kekuatan yang istimewa. Jadi hanya segelintir orang-orang yang terpilih saja yang bisa melewati hadangan ketiga mata kuliah ini dengan nilai lebih dari C. Dan karena kesohorannya itulah mereka disebut “9 SKS Legendaris”.
Tapi bukan itu yang mau gue ceritain saat ini. Maka dari itu, marilah kita balik lagi ke topik awal. Ada sesuatu yang berbeda dalam kuliah kalkulus kali ini. Kemaren, dosen yang mengajar berubah.
Apaa??? Berubah??? Berubah jadi power ranger gitu maksudnya??
-___-
bukaaannn… (ini sebenernya siapa sih yang tanya-tanya terus daritadi??! nganggu aja…)
Maksud gue dosennya itu diganti. Di setengah semester pertama, gue diajar sama dosen yang bernama –sebut saja- Mr F. Sebenarnya sih cara mengajarnya cukup enak. Dia, emm… maksud gue Beliau (biar terlihat lebih sopan…) selalu menuliskan materi langsung di papan tulis, ngga pernah pake power point. Jadi beliau akan menulis dan menjelaskan materinya secara step by step. Menjelaskannya pun tidak terlalu cepat, seenggaknya masih bisa diikuti sama otak gue lah. Tapi, ternyata dia, eh, beliau juga punya sisi negatif. Menurut beberapa sumber yaitu kakak senior, soal yang dia buat itu super sulit dan ngga bisa ditebak. Mungkin hanya Tuhan dan beliau sendiri yang akan tahu bagaimana tipe soal yang akan keluar. Dan hal ini terbukti pada saat quis beberapa waktu lalu. Soalnya bener-bener di luar dugaan semua orang. Dan tingkat kesulitannya pun super sekali. Ibaratnya tuh kita baru diajarin level 1, tapi tiba-tiba kita disuruh menyelesaikan soal level 1000. Maka ngga heran kalo banyak yang ngga bisa ngerjain. Dan kalo soal quis aja udah di luar jangkauan para mahasiswa, silahkan bayangkan sendiri bagaimana dahsyatnya soal uts kalkulus kemaren T.T
Tapi untungnya, Mr F ini cuma ngajar setengah semester. Sehabis UTS, beliau diganti sama dosen yang bernama –sebut saja- Mr G. Kemaren emang baru pertama kali gue diajar sama Mr G. Tapi, dosen ini kayaknya langsung bisa merebut hati para mahasiswanya #halah. Cara ngajarnya sangat berbeda sama dosen-dosen yang lain. Kalo biasanya kita cuma dikasih rumus trus disuruh ngerjain contoh soal, tapi Mr G ini justru lebih menekankan kepada kita tentang konsep pemahaman materi. Jadi kita bener-bener dituntut untuk memahami terlebih dulu bagaimana asal muasal suatu rumus. Dan penjelasannya pun dengan bahasa yang sederhana dan gampang dimengerti, jadi kita semua langsung bisa dong. Tapi masalahnya, kita semua masih belum tahu bagaimana tipe-tipe soal yang dibuat oleh beliau. Bisa aja justru soalnya lebih parah daripada soal yang dibuat Mr F (JANGAN SAMPAI…!) :|
Gue rasa cukup sekian postingan kali ini. Karena bentar lagi yaitu jam 2 gue ada kelas lagi, jadi gue harus siap-siap. Akhir kata, makasih dan sampai jumpa! *dadah dadah*
Seperti biasa, setiap hari Senin gue kuliah jam 9 dengan mata kuliah…
Hmmm… *tarik napas dalam-dalam*
Hahhh… *hembuskan*
Kalkulus Elementer.
Salah satu mata kuliah yang mungkin tersulit di fisika teknik, selain 9 sks legendaris tentunya.
Haa?? Apaan tuh 9 sks legendaris??
Oh iya, gue jelasin dikit ya…
Jadi di fisika teknik itu, ada 3 mata kuliah yang lain daripada yang lain. Mereka adalah:
1. Thermodinamika a.k.a. Thermo (3 sks)
2. Mekanika Fluida a.k.a Mcflud (3 sks)
3. Elektromagnetik a.k.a. Elektro (3 sks)
Mereka bertiga merupakan momok yang sangat menakutkan bagi para mahasiswa fisika teknik. Untuk menaklukkannya, tidak hanya dibutuhkan skill yang mumpuni, tapi juga kekuatan yang istimewa. Jadi hanya segelintir orang-orang yang terpilih saja yang bisa melewati hadangan ketiga mata kuliah ini dengan nilai lebih dari C. Dan karena kesohorannya itulah mereka disebut “9 SKS Legendaris”.
Tapi bukan itu yang mau gue ceritain saat ini. Maka dari itu, marilah kita balik lagi ke topik awal. Ada sesuatu yang berbeda dalam kuliah kalkulus kali ini. Kemaren, dosen yang mengajar berubah.
Apaa??? Berubah??? Berubah jadi power ranger gitu maksudnya??
-___-
bukaaannn… (ini sebenernya siapa sih yang tanya-tanya terus daritadi??! nganggu aja…)
Maksud gue dosennya itu diganti. Di setengah semester pertama, gue diajar sama dosen yang bernama –sebut saja- Mr F. Sebenarnya sih cara mengajarnya cukup enak. Dia, emm… maksud gue Beliau (biar terlihat lebih sopan…) selalu menuliskan materi langsung di papan tulis, ngga pernah pake power point. Jadi beliau akan menulis dan menjelaskan materinya secara step by step. Menjelaskannya pun tidak terlalu cepat, seenggaknya masih bisa diikuti sama otak gue lah. Tapi, ternyata dia, eh, beliau juga punya sisi negatif. Menurut beberapa sumber yaitu kakak senior, soal yang dia buat itu super sulit dan ngga bisa ditebak. Mungkin hanya Tuhan dan beliau sendiri yang akan tahu bagaimana tipe soal yang akan keluar. Dan hal ini terbukti pada saat quis beberapa waktu lalu. Soalnya bener-bener di luar dugaan semua orang. Dan tingkat kesulitannya pun super sekali. Ibaratnya tuh kita baru diajarin level 1, tapi tiba-tiba kita disuruh menyelesaikan soal level 1000. Maka ngga heran kalo banyak yang ngga bisa ngerjain. Dan kalo soal quis aja udah di luar jangkauan para mahasiswa, silahkan bayangkan sendiri bagaimana dahsyatnya soal uts kalkulus kemaren T.T
Tapi untungnya, Mr F ini cuma ngajar setengah semester. Sehabis UTS, beliau diganti sama dosen yang bernama –sebut saja- Mr G. Kemaren emang baru pertama kali gue diajar sama Mr G. Tapi, dosen ini kayaknya langsung bisa merebut hati para mahasiswanya #halah. Cara ngajarnya sangat berbeda sama dosen-dosen yang lain. Kalo biasanya kita cuma dikasih rumus trus disuruh ngerjain contoh soal, tapi Mr G ini justru lebih menekankan kepada kita tentang konsep pemahaman materi. Jadi kita bener-bener dituntut untuk memahami terlebih dulu bagaimana asal muasal suatu rumus. Dan penjelasannya pun dengan bahasa yang sederhana dan gampang dimengerti, jadi kita semua langsung bisa dong. Tapi masalahnya, kita semua masih belum tahu bagaimana tipe-tipe soal yang dibuat oleh beliau. Bisa aja justru soalnya lebih parah daripada soal yang dibuat Mr F (JANGAN SAMPAI…!) :|
Gue rasa cukup sekian postingan kali ini. Karena bentar lagi yaitu jam 2 gue ada kelas lagi, jadi gue harus siap-siap. Akhir kata, makasih dan sampai jumpa! *dadah dadah*
Friday, July 29, 2011
The Ways in Which I Will Love You
reblogged from thoughtcatalog.comI will love you with everything I have. I may never be able to tell you how I feel, but I will love you with a heart possessed of lunatic fervency regardless. I will love you wildly and I will love you deeply. I will love you bodily. I will love you in a way that clicks in every step I take on the pavement, in a way that relieves me every time I scratch an itch, in a way that bounces back unruly every time I brush a fly away hair from my face. I will love you so much that some part of me will love you forever.
I will love you like family. I will love you unconditionally, and not just because you love me unconditionally. I will love you because of the years we’ve spent cradled in each other’s warm embraces, in each other’s tears and in each other’s laughter. I will love you so much I will challenge your perception of me everyday, and your understanding and persistence will make me love you more. I will love in a way that renders me silent when I want to scream; I will be stoic and hard when you need me to be, and I will never complain. I will be all the things you want me to be, and I will never fail to find my way to your side when you are calling for me. I will protect you with the violence of a madman, and I will willingly, nay, happily die for you, if only to see you smile. My heart will beat for you every single day, and even when we’re miles apart, I will love you unfalteringly. Sometimes, I will cry because I love you so much.
I will love you because I have to. Even though I don’t know you very well, you are part of me. Your blood is pulsing crimson in my veins; your small feet live tellingly at the ends of my short legs, which I believe are yours too. I will love you just as intensely as I would love anyone else, because you are my history. Without you I would not be me, and I will love you for that. I will love you mildly, rationally, and from a distance. But I will love you; in away that is less about you and more about us.
I will love you recklessly. I will love every little detail of you, the enlarged pores on your nose, the sprinkle of freckles across your cheek and the way you push your lips together and inhale deeply as you break in your storytelling. I will love you so much I will drink these details as though they were gloriously intoxicating, and I will etch them out in my mind and play them back to myself like old record when you’re gone. I will commit myself to you wholly; I will let you possess me. I will love you in such a way that parts of me will become you and I will hold on to those parts as though they were secrets whispered in gold.
I will love you as though you were the only person I’d ever loved. I will love you intensely, I will throw myself around you recklessly and if you love me back I will be humbled. I will love you so much I will try to be a better person every day. I will work harder, smile more, love better—all because of you. Despite this, the way I love you will be effortless, it will fit me like my summer skin, glowing in your presence. I will love you boundlessly and unselfishly, and my love will not be metered by your love for me. I will love you irrespective of everything.
I will love you fleetingly. I will love you in my bed for one night; I will love you for a few short days in Paris or a week in London. I will love you sitting on my stoop one drunken night. I will love you even if I never see you again, and I will love you just as passionately as I’ve ever loved, if only for a moment. I’ll recall you tenderly in the stories I will tell for the rest of my life, and I will love you retrospectively. I will love you like a ghost, like a flower that has bloomed and died; I will love you with an inconceivable abandon. I will love you as achingly and deeply as I can in the short amount of time we’ve been allotted.
I will love you in all these ways because I can. I will love you because it’s lovely to love you. I will love you because whether you are my mother, my best friend, the love of my life or a one-night stand, I think you’re perfect. I will love you because you’ve made my life more wonderful by simply being it. I will love you because I don’t know what else to do, and I don’t know if there is another name for this feeling, or if I really want there to be another name for it. I will love you because there isn’t enough love in the everyday. I will love you because I love loving, and because you deserve to be loved
Wednesday, June 22, 2011
Cursor Warrior
Pernah denger game Cursor Warrior? Atau bahkan ada yang pernah mainin? Wajar kalo belom pernah. Justru gue yang kaget kalo ada orang yang pernah main game ini. Karena game ini emang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Cursor Warrior merupakan sebuah game yang dibuat oleh seorang pemuda ganteng nan kreatif yang bernama Bumi Hera Rihlatu sewaktu masih SMP *masang kacamata item* *benerin kerah*.
Mungkin kalian pernah denger pepatah “Don’t judge a book by it’s cover”. Nah, pepatah itu berlaku disini. Jangan harap game ini adalah game-game pertarungan samurai hanya karena covernya, dan jangan harap juga game ini adalah game perang kayak Dynasty Warrior hanya karena judulnya hampir mirip. Game ini jauuuhhh lebih...
jelek. Maklum, game ini cuma dibuat dari power point. Apalagi gue buatnya juga waktu masih SMP. Jadi pantes lah kalo agak jelek (sebenernya sih jelek banget). Tapi game ini lumayan asik dimainin kok. Jadi, pada game ini, kita harus mengendalikan cursor untuk bisa mengambil beberapa item dan memasangkannya dengan item lain yang sesuai. Tapi kita harus berhati-hati dalam menggerakkan cursornya karena ruang geraknya terbatas. Selain itu ada juga beberapa penghalang yang cukup mengganggu.
Game ini mempunyai tingkat kesulitan yang lumayan tinggi dan terdiri dari 4 tingkat. Mungkin di tingkat 1 dan 2 masih bisa dilewati dengan mudah. Tapi pas tingkat 3 dan 4, pasti kalian akan kesulitan. Bahkan gue sendiri, yang notabene pembuat game ini, juga kesulitan.
Ini nih beberapa skrinsutnya...

Dan kalo ada yang penasaran mau main game ini, bisa download disini Game Cursor Warrior.pps

jelek. Maklum, game ini cuma dibuat dari power point. Apalagi gue buatnya juga waktu masih SMP. Jadi pantes lah kalo agak jelek (sebenernya sih jelek banget). Tapi game ini lumayan asik dimainin kok. Jadi, pada game ini, kita harus mengendalikan cursor untuk bisa mengambil beberapa item dan memasangkannya dengan item lain yang sesuai. Tapi kita harus berhati-hati dalam menggerakkan cursornya karena ruang geraknya terbatas. Selain itu ada juga beberapa penghalang yang cukup mengganggu.
Game ini mempunyai tingkat kesulitan yang lumayan tinggi dan terdiri dari 4 tingkat. Mungkin di tingkat 1 dan 2 masih bisa dilewati dengan mudah. Tapi pas tingkat 3 dan 4, pasti kalian akan kesulitan. Bahkan gue sendiri, yang notabene pembuat game ini, juga kesulitan.
Ini nih beberapa skrinsutnya...
Dan kalo ada yang penasaran mau main game ini, bisa download disini Game Cursor Warrior.pps
Subscribe to:
Posts (Atom)