Tuesday, February 14, 2012

[Short Story]


Hari Bersamanya




Hari telah berganti, tak bisa kuhindari. Tibalah saat ini bertemu dengannya.


Hujan tadi malam masih menyisakan beberapa genangan air di trotoar. Cukup menyebalkan. Aku menjadi harus mengeluarkan energi lebih untuk melompati genangan-genangan itu. Namun beruntung tidak ada orang yang berjalan melintasiku dan menginjaknya. Karena kalau iya, pasti cipratan air akan mengotori celana jeans-ku. Dan aku pasti akan mengganti kalimat kedua menjadi “sangat menyebalkan”.

Ada sebuah alasan tersendiri mengapa aku tidak ingin pakaianku menjadi kotor. Karena hari ini, aku akan bertemu dengan seseorang. Kemarin aku sudah membuat janji dengannya. Dia memintaku untuk menunggu di taman kota. Dan tentu saja aku tidak menolaknya. Apalagi jarak taman itu hanya beberapa blok dari rumah. Sehingga aku tak perlu repot-repot untuk menaiki kendaraan umum.


Jantungku berdegup cepat, kaki bergetar hebat. Akankah aku ulangi merusak harinya.


Yak, akhirnya aku sampai juga di seberang taman. Aku segera menuju ke tempat dimana dia memintaku untuk menunggunya, bangku yang berada di tengah taman ini. Aku sudah bisa melihat bangku itu dengan jelas. Kalau tidak salah hitung, aku hanya perlu berjalan tujuh belas langkah dari jalan raya.

Bangku ini agak basah. Pasti juga gara-gara hujan tadi malam. Aku segera mengambil sapu tangan di saku belakang celanaku untuk sedikit membersihkannya. Setelah kurasa cukup kering, baru aku duduk.

Jarum jam di tanganku masih berada di angka 8. Masih ada waktu sekitar satu jam lagi sebelum dia datang. Namun perutku sepertinya sudah mulai mengirimkan sinyal-sinyal lapar. Aku memang belum sempat sarapan pagi ini.

Aku menjadi teringat dengan sebuah warung bubur ayam kesukaanku. Dekat dari sini. Tempatnya memang tidak terlalu besar, tapi rasanya sangat enak. Berbeda dengan bubur ayam biasa. Dulu saat aku masih kecil, ibuku yang sering mengajakku kesana.

Ah, sebentar lagi, kalau dia sudah datang, aku akan mengajaknya makan disana. Pasti dia juga suka.



Mohon Tuhan untuk kali ini saja. Beri aku kekuatan tuk menatap matanya.


Kusempatkan diri untuk memotret keadaan di sekeliling dengan kedua mataku. Cukup sepi. Aku hanya melihat seorang laki-laki berseragam putih abu-abu yang sedang berlari dengan tergesa-gesa di seberang jalan. Mungkin, ia terlambat.

Hei, tapi bukankah sekarang hari minggu? Lantas kenapa laki-laki itu berlarian dengan seragam SMA?
Ah sudahlah, tak terlalu penting. Yang terpenting bagiku saat ini, hanyalah dia. Seseorang yang aku tunggu.

Semoga dia segera datang.


Mohon Tuhan untuk kali ini saja lancarkanlah hariku. Hariku bersamanya, hariku bersamanya…

Saturday, January 28, 2012

Imagine that...


Barusan gue baca sebuah kalimat yang cukup menarik di twitter.

“Jika kalian diijinkan untuk memiliki sebuah kemampuan super, kemampuan seperti apa yang kalian inginkan?”

Yap, Siapa sih yang ngga pengen punya kemampuan super? Gue yakin ngga ada orang yang ngga mau. Dan gue juga yakin kalo kemampuan yang mereka inginkan pasti berbeda-beda. Mungkin ada orang yang pengen terbang, ada yang pengen jadi kuat, ada yang pengen bisa mengendalikan api, atau bahkan pengen punya kemampuan untuk menjadi invisible.

Setiap orang tentu punya alasan tersendiri mengapa mereka menginginkan kemampuan tersebut. Contohnya aja orang yang pengen bisa terbang. Mungkin alasan mereka adalah biar bisa berangkat ke sekolah tanpa terkena macet. Atau biar bisa naik ke atas pohon kelapa tanpa perlu susah-susah manjat. Yang pasti setiap orang berharap agar kemampuan tersebut bisa mempermudah hidup mereka.

Tapi kalo gue ditanyain kemampuan seperti apa yang gue inginkan, gue akan jawab: “Jumper”. Ya, gue pengen menjadi seorang jumper. Jumper yang gue maksud disini bukanlah kemampuan untuk bisa loncat dengan tinggi dan indah. Tapi kemampuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain secara mudah, aman, dan cepat. Sama seperti apa yang ada di filmnya.

Kayak yang gue bilang tadi, gue juga punya alasan tersendiri mengapa gue pengen punya kemampuan tersebut. Gue yakin kalo kemampuan tersebut pasti akan memberikan keuntungan yang sangat besar buat gue. Dan di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Gue ngga bakal telat berangkat kuliah lagi.
Gue merupakan orang yang sering telat kuliah. Emang sih ngga parah-parah amat. Paling Cuma telat 10 atau 15 menit. Tapi sebagai mahasiswa yang baik, tetep aja gue pengen bisa berangkat kuliah tepat waktu. Biasanya gue telat gara-gara kelamaan di jalan. Belom lagi kalo pagi hari yang notabene jalanan masih rame. Pasti gue akan semakin telat berangkat kuliah. Dengan kemampuan “meloncat” ini, tentunya gue bakal bisa memangkas waktu perjalanan. Dan tentunya, gue ngga bakal telat lagi! :D

  1. Gue bisa pergi ke manapun gue mau
Ya, gue bisa dengan mudah keliling Indonesia,  bahkan dunia. Gue bakal bisa pergi kemanapun. Mungkin kalo gue bener-bener punya kemampuan ini, yang gue lakukan tiap akhir pekan adalah pergi ke eropa buat nonton pertandingan bola secara langsung. Kalo lagi ada El clasico, gue tinggal “loncat” ke Spanyol. Kalo lagi ada Derby d’italia , gue tinggal pergi ke Italia. Selain itu, gue juga bakal bisa dengan mudah pergi ke hati kamu, kan cuma tinggal “loncat” #halah

  1. Hidup gue bakal lebih aman
Pernah liat iklan XL yang fitri imut dicegat ama preman jelek? Mungkin di iklan itu si fitri bisa selamat karena dia sempat ngetwit dan ternyata preman itu adalah followernya. Tapi kalo gue ada di posisi fitri imut, gue ngga bakal susah-susah ambil hape trus ngetwit. Yang perlu gue lakukan hanyalah “loncat” buat ngehindarin preman yang nyegat gue. Dan setelah itu, hidup gue akan tentram lagi. :D

  1. Gue bakal kaya raya
Sama seperti di filmnya. Kalo gue butuh duit, maka yang perlu gue lakukan hanyalah “loncat” ke dalem bank. Trus ambil deh semua uang yang ada di dalemnya. Gue juga ngga perlu takut dikejar-kejar polisi. Karena kalo ada polisi yang mau nangkep, gue cuma tinggal “loncat” (hampir sama dengan peristiwa no. 3). Emang sih, konsekuensinya gue harus pindah-pindah terus. Tapi ngga papa lah. Yang penting gue punya banyak duit. :D

4 hal di atas mungkin belum seberapa. Karena gue yakin, pasti akan ada lebih banyak lagi keuntungan yang bakal gue dapetin. Nah, sekarang giliran kalian,
“Jika kalian diijinkan untuk memiliki sebuah kemampuan super, kemampuan seperti apa yang kalian inginkan?”