Saturday, December 25, 2010

say NO to lypsinc...!

Sampai saat ini, gue emang belum mendapatkan pengertian yang pasti dari kata lipsync tersebut. Tetapi kalau menurut pendapat gue pribadi, lipsync itu ketidakmauan atau mungkin ketidakmampuan seorang musisi atau penyanyi buat tampil secara langsung atau live. Di Cina, baru-baru ini dua orang penyanyi muda di kenai denda sebesar 50 ribu yuan atau sekitar 66 juta rupiah per-orang karena tampil lipsync pada saat konser di kota Chengdu, Cina, tahun lalu. pemerintah Cina emang memberlakukan sanksi denda terhadap musisi atau penyanyi yang tampil secara lipsync, baik di televisi ataupun di acara-acara konser. Hal itu di karenakan sebuah kejadian memalukan yang terjadi pada saat pembukaan Olimpiade Beijing tahun 2008. Dimana pada saat itu, seorang gadis berumur sembilan tahun menyanyi secara lipsync buat menggantikan penyanyi aslinya yang punya paras kurang cantik.

trus gimana ama Indonesia? akhir-akhir ini, di stasiun-stasiun televisi banyak muncul acara-acara musik yang nampilin band-band lokal. gue cukup seneng juga sih ama hal ini, karena hal ini akan membuat perkembangan musik di negeri ini jadi tambah pesat. Tapi masalahnya, peningkatan kuantitas ini ga dibarengi ama peningkatan kualitas. Band-band dan para musisi baru kebanyakan selalu tampil secara lipsync di televisi. Bahkan ngga hanya band dan musisi-musisi baru, para musisi yang senior kayak Ari Lasso, DEWA19, GIGI, dan Ungu juga ngga jarang tampil lipsync ketika mengisi acara musik di televisi. Hal tersebut, buat gue pribadi sungguh sangat mengecewakan Karena menurut gue, kalau buat melihat mereka tampil secara lipsync, kita cukup melihat video klip mereka aja. Permasalahan ini pun sering muncul sebagai pembahasan di situs jejaring sosial twitter. Ari Lasso dalam akun twitternya pernah mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan (tampil lipsync) semata-mata hanya untuk mempromosikan album baru mereka.
Walaupun hal tersebut lalu menimbulkan pertanyaan, setidaknya buat gue pribadi.
emang kalo mereka tampil secara live mereka ga bisa mempromosikan album mereka di televisi? Ataukah itu jadi bukti kalo suara mereka sangat jelek saat tampil secara live sehingga lebih milih buat tampil lipsync? trus kalo suara mereka jelek ngapain jadi penyanyi??

Sejauh ini gue bisa ngambil kesimpulan kalo musik udah jadi pekerjaan mereka. Musik bukan lagi bagaimana cara mengekspresikan seni, tetapi bagaimana membuatnya dapat menghasilkan uang. Itu emang hal yang wajar, hal yang sangat wajar. Musik sudah menjadi bagian dari bisnis, bisnis yang menggiurkan dan dapat menghasilkan uang dalam jumlah yang sangat banyak. Memang, kebanyakan permintaan dari televisi lah yang membuat para musisi tampil secara lipsync, itu kompromi. Sama halnya dengan jenis musik yang berkembang saat ini, kompromi pasar. Apa yang saat ini sedang laku, itulah yang di jual. Business is business. Mungkin seperti itu cara kerjanya.

gue memang salah seorang yang tidak menyukai musisi yang tampil lipsync di televisi, karena menurut gue, tidak ada yang menarik dan tidak ada unsur menghiburnya. coba bayangin aja, kalau kita udah bayar tiket mahal-mahal, kita udah berdiri desek-desekan, tetapi ternyata penyanyinya malah lypsinc. tentu aja kita bakal kecewa. Kalau cuma denger suara rekaman mah di youtube aja bisa. Gue harap sih moga-moga aja pemerintah Indonesia bisa mencontoh pemerintah Cina, yang memberikan denda buat para musisi yang tampil lipsync. sehingga ga ada lagi band-band ato penyanyi yang berani lypsinc seenaknya.

yah, emang sih ini cuma pendapat gue...
tapi gue cuma pengen kalo musik di indonesia makin maju.
ga cuman kuantitasnya aja tapi juga kualitasnya...